Why EDM?

I'm so sorry i make it in Indonesian. click here to translate in english

Why EDM?

Seiring dengan berjalannya waktu dan trend, akhirnya trend musik masa kini (khususnya Jakarta) telah sampai pada tahap sedang boomingnya genre EDM (Electronic Dance Music). Banyak DJ & produser EDM bertaburan sekarang. Gue adalah seorang mahasiswa fakultas ekonomi dari suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta, dan gue juga adalah seorang produser EDM.

Cerita sedikit ya, gue sebenernya sudah punya ketertarikan di dunia musik sejak gue masih umur 3 tahun, ketika ibu gue memberikan sebuah drum mainan. Gue sangat senang dengan drum tersebut sampai akhirnya gue sangat ingin belajar drum dengan serius.

Kira-kira itu kelas 6 SD, gue merengek meminta untuk di kursuskan les drum, tapi sayang kondisi keuangan keluarga gue saat itu sangat terbatas. Lebih lagi gue mempunyai 2 orang adik yang masih sangat kecil. Gue maklum dengan keadaan saat itu, sampai akhirnya gue menemukan tempat kursus musik yang dibuka disuatu rumah, dan dengan harga yang cukup murah. Sayang tidak bisa dilanjutkan karena guru yang tidak professional dan tidak disiplin dengan jadwal.

Selanjutnya saat gue kelas 1 SMP, gue pernah belajar dengan pacar sepupu gue. DIa menjadi bassist dari sebuah band jazz. Gue belajar bass dengan dia, namun juga karena dia tidak disiplin dengan jadwalnya, gue berhenti. Gue rasa pada saat itu pupus harapan gue untuk masuk ke dunia musik

Hingga akhirnya, pada saat gue kelas 1 SMA, gue menemukan sebuah software bernama virtual dj. Gue download software itu hanya untuk iseng-iseng. Saat itu tahun-tahun dimana lagu pop dan lagu melayu sedang booming.

Berbulan-bulan gue mencari tahu tentang dunia musik elektronik. Pada akhirnya gue bisa bermain musik tanpa harus mengeluarkan uang untuk belajar, dan tanpa mengandalkan orang yang tidak jelas. Dan gue masuk ke tahap membuat lagu menggunakan software fruity loop. Yang hasilnya gue upload ke sebuah web bernama soundcloud. Respon publik saat itu sangat minim, sempat pesimis juga, tapi akhirnya gue tetap bersi keras. Gue ingat, semuanya merangkak dari bawah, harus ada proses. Namun gue juga di support oleh oom dan sepupu-sepupu gue dari belanda, mereka membelikan gue sebuah dj kontroler pemula.

Akhir-akhir masa SMA, gue mulai serius dengan dunia ini, dan mulai membuat nama alias (panggung) Eivets gue di temukan oleh sebuah label indie bernama BC Records . Dan gue bertemu dengan orang yang mengubah perspektif gue tentang dunia musik. Orang ini bernama Utta, dia adalah CEO dari BC Records, dia juga mentor gue, dia juga seorang produser dengan nama panggung SBTH.

Dia memberikan gue gambaran bahwa dunia musik ini abstrak, semua semau lo, gaada yang bad, gaada yang rubish, karena sebuah artwork yang benar adalah hasil dari kusuma lo. Sebuah seni. Aneh, complex atau simple itu tercipta dari otak dan hati lo. Passion yang bermain. Ketika alasan lo membuat sebuah artwork untuk alasan popularitas, market atau apalah yang bersifat duniawi, itu bukan seni, dan lo bukan seniman. Kata-kata ini yang gue camkan selalu.

Saat ini gue sudah menciptakan banyak tracks, dan alhamdulillah sebentar lagi albumnya selesai. Baru-baru ini karena ada beberapa permintaan dari teman-teman gue ataupun temannya teman-teman gue yang ini belajar sama gue tentang producing dan dunia edm, gue dengan sukarela dan cuma-cuma gue menjadi mentor mereka.

Sebelum gue mentor, gue melontarkan pertanyaan ke mereka, kenapa mereka memilih edm, apa genre yang mereka suka. Karena pandangan gue pada edm sekarang adalah sebuah seni, bukan alat mencari popularitas. jawaban gue dijawab dengan jawaban "gue ngeliat yang lain kayanya seru, terus pengen bisa". Disinilah mengapa gue membuat tulisan ini .

EDM, DJ, EDM, DJ. Kalo lo anak path, pasti banyak orang-orang yang memutarkan lagu-lagu jenis ini. Mungkin lo sudah tidak asing mendengarkan nama-nama seperti Alesso, Avicii, Calvin Harris, dll. Atau mungkin lo mendengar event-event seperti DWP, atau WTF, Tomorrowland, UMF dan celotehan anak-anak gaul jaman sekarang. Mungkin ketika lo berangkat kuliah naik busway, dan anak-anak kecil ini mulai berceloteh tentang umbra, atau venue, atau tempat-tempat clubbing di jakarta. Atau mungkin melihat foto-foto abg sedang ngedj.

Well, I don't judge why you do that, but please, whatever you do, do something for your passion. Lakukan segala sesuatu karena lo suka, bukan karena orang lain suka. Apakah kalian sadar, dunia industri musik saat ini sangat terpuruk karena tidak orijinalnya musisi masa kini. Ketika melayu, melayu semua. Pop, Pop semua. Metal, metal semua. Kpop, Kpop semua. Girlsband, Boysband but no, they're copycating the market. Mereka melihat apa yang sedang trend, dan mereka mengikutinya.

Gue tidak masalah ada orang yang ikutan bikin boyband atau band atau apalah. Tapi, BE ORIGINAL. Menurut gue itu mengapa industri musik Indonesia tidak berkembang. Sedikit musisi indonesia yang bisa go international, Dewa 19, Agnes Monica, Anggun. Mengapa mereka bisa go international, karena mereka beda! dan komitmen dengan genrenya tersebut.

Gue tidak melarang untuk anak muda yang mau berkecimpung di dunia EDM, tapi bagi yang mau masuk ke dunia ini. Please be different! Make your own style, make your own YOU! EDM sekarang sangat berkembang, tetapi belum kapital. Kapital kita masih pop. Mari kita perbaiki dan majukan industri musik Indonesia.




0 comments:

Post a Comment